IN MY HEAD: ?

Sunday, February 27, 2011

Beragama Islam Secara Kaaffah

teladan

(1). Bagaimana kecenderungan mufassirin (mutaqaddi-min – mutaakhirin) dalam menyimpulkan perintah memasuki Islam secara kaffah sesuai teks ayat : أدْخـُلوُا فِى السِّـلْمِ كَافَّةً (QS. al-Baqarah : 208)?
Jawaban :
Kecenderungan Mufassirin dalam menafsirkan perintah masuk Islam secara kaffah ada dua golongan yaitu :
1.    Perintah masuk Islam bagi seluruh umat manusia.
2.    Perintah terhadap umat Islam agar menerapkan syari’at secara penuh dengan segala kemampuannya.
المراجع:
التفسير الكبير للإمام فخر الدين محمد بن عمر الرازى {ط.دار الكتب العلمية}
(يَاأيُّهَا الذِيْنَ آمَنُوا) بِِالألْسِنَةِ (أدْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَافَّةً) أى دُومُوا عَلَى الإِسْلاَمِ فِيمَا يَسْتَأنِفُوْنَهُ مِنَ العُمْرِ وَلاَ تَخْرُجُوا عَنْهُ وَلاَ عَنْ شَرَائِعِهِ …. الى أن قال … قَالَ القَفَّالُ (كافة) يَصِحُّ أنْ يُرْجَعَ الَى المَأمُورِينَ بِالدُّخُولِ اى أُدْخُلُوا بِأجْمَعِكُمْ فِى السِّلمِ وَلاَ تَفَرَّقُوا وَلاَ تَخْتَلِفُوا – الى ان قال-  وَيَصْلُحُ أنْ يُرْجَعَ اِلَى الإِسْلاَمِ كُلُّهُ اى فِى كُلِّ شَرَائِعِهِ، قالَ الوَاحِدِى رَحِمَهُ الله: هَذَا ألْيَقُ بِظَاهِرِ التَّفْسِيرِ لأنَّهُمْ أُمِرُوا بِالقِيَامِ كُلِهَا
Terjemah :
Firman Allah (artinya) : “Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian dalam Islam secara keseluruhan”. Maksudnya tetaplah kalian semua diatas agama Islam sejak awal permulaan dan janganlah kalian keluar dar Islam dan syariat Islam  -sampai perkataan mufassir-  Imam Qaffal berkata : kata “kaaffah = keseluruhan” bisa kembalikan kepada mereka yang diperintah masuk Islam, sehingga maksudnya : masuklah kalian kesemuanya dalam agama Islam dan janganlah berpisah-pisah dan jangan pula berbeda-beda,  -sampai perkataan mufassir-  dan pastas pula kata “kaaffah = keseluruhan” dikembalikan kepada Islam, yakni seluruh syariat Islam. Al Wahidi ra berkata : pendapat ini lebih layak dengan dhahirnya tafsir karena mereka (orang-orang mukmin) diperintah melaksanakan keseluruhan syariat Islam.
تفسير النسفى الجزء الأول ص. 104-105
يا أيها الذين آمنواادخلوا فى السلم وبفتح السين حجازى وهو الاستسلام والطاعة أي استسلموا لله وأطيعوه أو الإسلام والخطاب لأهل الكتاب لأنهم آمنوا بنبيهم وكتابهم أو للمنافقين لأنهم آمنوا بألسنتهم كافة لا يخرج أحدمنكم يده عن طاعته حال من الضمير فى ادخلوا أى جميعا أو من السلم لانها تؤنث كأنهم أمروا أن يدخلوا فى الطاعات كلها أو فى شعب الإسلام وشرائعه كلها وكافة من الكف كأنهم كفوا أن يخرج منهم أحد باجتماعهم
Terjemah :
“Hai orang-orang yang beriman masuklah kalian semua didalam keselamatan” , salmi dengan dibaca fathah sinnya itu menurut Ahli Hijaz yang artinya menyerah dan taat. Maksudnya menyerahlah kalian kehadirat Alloh dan taatlah kepada-Nya. Atau Islam dan berarti pembicaraan ini ditujukan kepada Ahli Kitab, karena mereka Iman kepada Nabi-Nya dan Kitab-Nya,atau pembicaraan ditujukan kepada orang-orang munafik karena mereka beriman hanya dengan lisannya. Kata kaaffah (secara keseluruhan) artinya tak satupun dari kalian yang keluar dari taat kepada Alloh, sehingga lafadz Kaffah itu menjadi Haal dari dhomir yang ada pada  Udkhuluu yang semakna denga jami’an yang artinya  semua atau kaaffah menjadi haal dari Assilmi karena ia muannats. Seakan-akan mereka diperintah untuk melakukan seluruh ketaatan atau cabang-cabang Islam dan syariat-syariatnya. Lafadz Kaaffah dari kata Al Kaffa, seakan-akan mereka mencegah jangan sampai seorangpun dari mereka  keluar sebabmereka  telah berkumpul.
التفسير المنير للدكتور وهبة الزحيلي جز 2 ص 340 ط : دار الفكر المعاصر
الاسلام كل لايتجزء فمن امن به وجب عليه الأخذ به كله فلا يختار منه مايرضيه ويترك مالايرضيه او يجمع بينه وبين غيره من الأديان لأن الله تعالى امر باتباع جميع تعاليمه وتطبيق كل فرائضه واحترام مجموع نظامه بالحل او الإباحة والحظر او الحرمة
Terjemah:
Agama Islam sesuatu yang utuh yang tak boleh dipecah-pecah, maka barang siapa beriman kepada islam maka ia wajib mengambil keseluruhannya. Jadi dia tidak boleh memilih hukum Islam yang ia senangi dan meninggalkan hukum Islam yang tidak ia sukai atau mengumpulkan antara Islam dan agama-agama yang lain, karna Allah Ta’ala memerintahkan mengikuti seluruh ajaran-ajaran Islam,  menerapkan semua kewajiban-kewajibannya dan memulyakan semua aturan-aturannya tentang halal dan haram.
)2(. Apakah manifestasi berislam secara kaffah mengharuskan pemberlakuan syari’at Islam dalam kehidupan bernegara (konstitusional) dan kehidupan bermasyarakat (kultural) di Indonesia ?
Jawaban :
Penerapan syari’at Islam dalam kehidupan bernegara (konstitusi) dan dalam kehidupan bermasyarakat (kultur) adalah tanggung jawab bersama setiap muslim. Usaha menerapkan hukum Islam dalam konstitusi negara harus dilaksanakan dengan cara-cara yang jauh dari kekerasan. Tahapan amar ma’ruf nahy munkar adalah satu-satunya cara yang dapat ditempuh dalam memperjuangkan berlakunya hukum Islam dalam negara.

solat

Gambar Hiasan

بغية المسترشدين  ص : 271
وَالاسْلاَمُ لاَيَسْمَحُ المُسْلِمَ اَنْ يَتَّخِذَ مِنْ غَيْرِ شَرِيْعَةٍ الله قَانُونًا وَكُلُّ مَا يَخْرُجُ عَنْ نُصُوصِ الشَّرِيعَةِ اوْ مَبَادئِهَا العَلِيَّةِ اَو رُوْحِهَا التَشْرِيْعِيَّةِ مُحَرَّمٌ تَحْرِيْمًا  قَاطِعًا عَلَى المُسْلِمِ بِنَصِّ القُرْانِ الصَّرِيْحِ
Terjemah :
Islam tidak memberi toleransi kepada orang Islam untuk menjadikan undang-unfang dari selain syariat Allah. Dan setiap sesuatu yang keluar dari nash syariat atau dasar-dasar syariat yang luhur atau (ruh) jiwa tasyri’iyyah adalah diharamkan secara pasti atas orang muslim berdasarkan dalil nash al Qur’an yang jelas.
بغية المسترشدين:271 دار الفكر
(فائدة) –الى ان قال- وَمِنْهَا تَجِبُ أنْ تكُونَ الأحْكَامُ كُلُهَا بِوَجْهِ الشَّرْعِ الشَّرِيْفِ وَأمَّا أحْكَامُ السِّيَاسَةِ فَمَا هِىَ إلاَّ ظُنُونٌ.
Terjemah :
(Faidah) sampai perkataan mushannif : Sebagian diantaranya, semua hukum harus memakai syariat yang mulia, sedangkan hukum siyasah (politik) tiada lain hanyalah menggunakan prasangka-prasangka.
تفسير ابن كثير جز 2 ص : 16
وقال علي بن ابى طلحة عن ابن عباس قوله ومن لم يحكم بما انزل الله فاؤلئك هم الكافرون قال ومن جحد ما انزل الله فقد كفر ومن اقر به ولم يحكم به فهو ظالم فاسق
Terjemah :
Berkata Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas tentang firman Allah (artinya) : “ Barang siapa tidak menghukumi dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu orang-orang kafir”, bahwa barang siapa mengingkari hukum yang ditutrunkah Allah maka dia kafir dan barang siapa mengakui hukum Allah namun dia tidak menghukumi dengannya dia itulah orang dhalim dan fasik.
غاية  تلخيص المراد ص : 263
يجب على الحاكم الوقوف على احكام الشريعة التى اقيم لها ولا يتعداه الى احكام السياسة بل يجب عليه قصر من تعدى ذلك وزجره وتعزيره وتعريفه ان الحق كذا
Terjemah :
Wajib atas seorang hakim tetap konsisten pada hukum-hukum syariat sesuai tujuan dinobatkannya hakim itu dan jangan sampai melampaui sampai pada hukum-hukum siyasah (politik), bahkan ia wajib membatasi orang yang melanggarnya, mencegahnya, menta’zirnya dan memberitahu bahwa hukum yang benar adalah begini.
)3(. Berdosakah orang Islam di Indonesia karena membiarkan tidak diamalkannya ajaran syari’at Islam oleh negara tempat ia menetap tinggal ?
Jawaban :
Bagi yang mampu dan mempunyai akses untuk perjuangan berlakunya hukum Islam maka harus benar-benar melaksanakan tanggung jawabnya, sehingga pabila mereka (yang mampu) tidak ada usaha untuk berlakunya syariat Islam di Indonesia maka berdosa. Bagi masarakat umum  berkewajiban memberi dukungan penuh demi berlakunya hukum Islam.
عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ قالَ سَمِعتُ رَسو لَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ مَن رَأى مِنكُمْ مُنكَرًا فَليُغَيِّرْهُ بِيَدِه فَاِن لَم يَسْتطِعْ فَبِلِسانِه فَانْ لَمْ يَسْتطِعْ فَبِقَلبِهِ وَذَلِكَ اَضْعَفُ الايْمَانِ  (رواه البخارى )
Terjemah :
Diriwayatkan dari Thariq bin Syihab dia berkata : aku mendengan Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka hendaknya ia memberantasnya dengan tangan (kekuasaan) nya, lalu jika ia tidak mampu maka memberantasnya dengan lisannya, lalu jika tidak mampu maka memberantasnya dengan hatinya dan demikian itu peling lemahnya iman. (HR: Bukhari)
الغنية لطالب طريق الحق جز 1 ص : 51
وَقالَ الشَيْخُ عَبدُ القَادِرِ الجَيلانِى رضِيَ الله عَنهُ فَالمُنْكِرونَ ثلاثةُ اَقسَامٍ قِسْمٌ يَكُونُ اِنْكارُهُ بِاليَدِ وَهُمُ الأئِمَّةُ وَالسَّلاطِينُ وَالقِسْمُ الثانِى اِنْكارُهُم بِاللِسَانِ دُونَ اليَدِ وَهُم العُلمَاءُ وَالقِسمُ الثالِثُ اِنْكارُهُم بِالقَلْبِ وَهُم العَامَّةُ
Terjemah :
Syaikh Abdul Qodir Jailani berkata :
Orang-orang yang menginkari (menentang) itu ada tiga macam :
-    Ingkar dengan kekuatan yaitu ingkarnya para pemimpin dan penguasa.
-    Yang kedua ingkar dengan lisan bukan dengan kekuatan yaitu ingkarnya para ulama’
-    Yang ketiga ingkar dengan hati yaitu ingkarnya orang-orang umum.
حاشية الجمل شرح المنهج جز: 5  ص : 182 – 183
وبأمر بمعروف ونهى عن المنكر اى الامر بواجبات الشرع والنهي عن محرماته اذا لم يخف على نفسه او ماله او على غيره مقسدة المنكر الواقع
Terjemah :
Perintah kebagusan mencegah kemungkaran artinya perintah dengan kewajiban-kewajiban syara’ dan mencegah dari perkara yang diharamkan syara’. kalau memang dia tidak takut pada kerusakan yang terjadi pada dirinya, hartanya atau yang lain, dengan kerusakan yang nyata.
تفسير البيضاوي ج: 2 ص: 328
ومن   لم يحكم   بما أنزل الله مستهينا به منكراله فأولئك هم الكافرون لاستهانتهم به وتمردهم بأن حكموا بغيره ولذلك وصفهم بقوله الكافرون و الظالمون و الفاسقون فكفرهم لإنكاره وظلمهم بالحكم على خلافه وفسقهم بالخروج عنه
Terjemah :
Barang siapa menghukumi tidak sesuai hukum yang diturunkan Alloh bahkan dia malah menghinanya, dan menginkarinya, maka dihukumi Kafir. Karena dia menghina terhadap hukum dan menolaknya dengan gambaran dia menghukumi tanpa memakai hukumnya Alloh, karena itu Alloh mensifati mereka dengan predikat kafirun, dholimun, dan fasiqun. Sifat kafir karena mereka inkar dan  aniaya  dengan menghukumi dengan selain huku Alloh dan kefasikan mereka karena mereka keluar dari hukum-hukum-Nya.
)4(. Bolehkah masing-masing WNI yang beragama Islam atau kelompok mereka menerapkan secara sepihak hukum publik yang menjadi bagian dari syari’at Islam (seperti hukum jinayat( ?
Jawaban :
Penerapan syariat Islam di bidang pemberlakuan hudud (hukuman mati, potong tangan, cambuk  dan lain-lain) adalah hak prerogratif negara. Masyarakat umum tidak boleh melaksanakan sendiri-sendiri atau pada kelompok masing-masing.

26women

Gambar Hiasan


Tambahan:
Bagi organisasi-organisasi Islam seperti NU, diharapkan memberikan masukan-masukan kepada pemerintah untuk berlakunya hukum Islam dalam konstitusi negara.
الفقه الإسلامى وادلته الجزء السادس ص:58
ثَانِيًا لا يُقِيمُ الحُدُودُ إلاَّ الإمَامُ اَو مَنْ فَوَّضَ اِلَيهِ إلإِمَامُ بِاتِّفَاقِ الفُقَهَاءِ لأَنَّهُ لَمْ يَقُمْ حَدٌّ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ الله صلى الله عليه وَسَلمَ إلاَّ بِإذْنِهِ وَلا فِى أيَّامِ الخُلفَاءِ إلاَّ بِإذْنِهِمْ وَلأَنَّ الحَدَّ حَقُّ اللهِ تعَالى يَفْتقِرُ اِلى الإِجْتِهَادِ وَلا يُؤْمَنُ فِيه الحَيفُ فَلَمْ يَجُزْ بِغَيرِ إذْنِ الإمَامِ
Terjemah :
Kedua: tidak boleh menegakkan hukuman kecuali seorang imam atau orang yang dikasih kepercayaan (mandat) oleh imam. bitthifaqil fuqoha’ (sesuai kesepakatan ahli fiqih), karena had (hukuman) tidak ditegakkan pada masa hidupnya Nabi SAW, kecuali dapat izin dari beliau dan pada masa Khulafaur rasyidin kecuali dapat izin dari beliau-beliau. Karena hukuman (had) itu haqqulloh yang membutuhkan ijtihad  (kesungguhan yang maksimal), dan padahal tak ada jaminan aman dari penyelewengan, karenanya maka  tidak boleh (menghukum) kecuali dengan izin imam.
الموسوعة الفقهية 3:167
اَلإسْتِبْدَادُ المُفْضِى اِلىَ الضَّرَرِ اَوِ الظُّلْمِ مَمْنُوْعٌ كَالإسْتِبْدَادِ فِى احْتِكَارِ الاَقْوَاتِ وَاسْتِبْدَادِ اَحَدِ الرَّعِيَّةِ فِيمَا هُوَ مِنَ اخْتِصَاصِ الاِمَامِ مِثلَ الْجِهَادِ وَالاِسْتِبْدَادِ فِى إقَامَةِ الحُدُودِ بِغَيْرِ إذْنِ الإمَامِ.
Terjemah :
Sewenang-wenang yang dapat menimbulkan terhadap dhoror (bahaya) atau dzolim itu dilarang, seperti sewenang-wenang menimbun makanan pokok, dan sewenang-wenangnya salah satu rakyat dalam urusan yang merupakan hak khusus imam, seperti  jihad (berperang) dan sewenang-wenang menegakkan hukuman (had) dengan tanpa izinnya imam.
الموسوعة الفقهية 17/240-242
الشرط السادس: الإذن من الإمام:16 – اشترط فريق من العلماء فى المحتسب أن يكون مأذونا من جهة الإمام أو الوالي،وقالوا: ليس للآحاد من الرعية الحسبة والجمهور على خلافه الا فيما كان محتاجا فيه الى الاستعانة وجمع الاعوان وما كان خاصا بالائمة او نوابهم كاقامة الحدود وحفظ البيضة وسد الثغور اما ما ليس كذلك فان لآحاد الناس القيام به لان الادلة وردت فى الامر والنهي والدع عاماة  – الى ان قال -  واما جمع الاعوان وشهر الاسلحة قد يجر الى قتنة عامة ففيه نظر وقد ذهب الى اشتراط الاذن فى هذه الحالة جماهر العلماء لانه يؤدي الى الفتن وهيجان الفساد وكذلك ما كان مختصا بالأئمة والولاة فلا يستقل بها الآحاد كالقصاص، فإنه لا يستوفى إلا بحضرة الإمام ،لأن الإنفراد باستيفائه محرك للفتن

Terjemah :
Syarat No. 6 : Dapat izin dari imam. Sebagian Ulama’ mensyaratkan untuk relawan harus mendapat izin  dari imam atau dari penguasa (wali). Para Ulama berkata: Bagi individu rakyat tidak boleh menjadi relawan ) eksekutor hukuman ). Kebanyakan ulama’ tidak sependapat dengan syarat diatas kecuali dalam urusan yang memerlukan bantuan dan mengumpulkan banyak pembantu dan urusan yang khusus bagi imam atau penggantinya seperti menegakkan hukuman, menjaga keutuhan/persatuan   memperkuat benteng pertahanan dan mengirikan pasukan. Adapun hal-hal yang tidak seperti diatas bagi individu-individu manusia boleh melakukannya karena dalil-dalil tentang perintah, larangan dan pencegahan berlaku umum -sampai perkataan mushannif- adapun mengumpulkan pembantu-pembantu dan menghunus pedang itu bisa jadi menimbulkan fitnah yang merata, maka dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat. Kebanyakan para ulama’ dalam hal yang seperti ini berpendapat harus mendapat izin dari imam karna bisa menimbulkan fitnah dan gejolaknya kerusakan. Dan demikian pula sesuatu yang khusus bagi imam dan penguasa, maka perorangan tidak boleh melakukan sendiri, seperti qishos (hukuman balasan sepadan) . Sesungguhnya seseorang tidak boleh melaksanakan (hukuman) kecuali adanya persetujuan dari imam, karena kesendirian dalam malaksanakan hukuman, akan dapat menimbulkan fitnah.
)5(. Sesuaikah dengan prinsip ahkam sulthaniyah bila secara diam-diam sekelompok umat Islam di Indonesia membaiat dan mengesahkan amir/pemimpin Islam guna menjadi landasan legitimasi ibadah atau pengamalan agama kelompok tersebut ?
Jawaban:
Membaiat dan mengesahkan amir/pemimpin Islam dengan tidak mengakui terhadap keabsahan kepemimpinan yang sudah ada tidak sesuai dengan prinsip hukum bernegara menurut Islam.

المراجع:
كشاف القناع للبهوتى الحنبلى الجزء السادس ص:205
الرَّابِعُ قَوْمٌ مِنْ أهْلِ الحَقِّ  بَايَنُوا الإمَامَ وَرَامَوْا خَلْعَهُ أي عَزْلَهُ أوْ مُخَالَفتَهُ بِتَأوِيْلٍ سَائِغٍ بِصَوَابٍ أوْ خَطَأٍ وَلهُمْ مَنْعَةٌ وَشَوْكَةٌ بِحَيثُ يَحْتاجُ فِي كَفِّهِمْ إلَى جَمْعِ جَيْشٍ وَهُم البُغَاةُ المَقصُودُونَ بِالتَّرْجَمَةِ فَمَن خَرجَ عَلَى إمَامٍ عَدْلٍ بِأحَدِ هَذهِ الوُجُوهِ الأرْبَعةِ بَاغِيًا وَجَبَ قِتالُهُ لِمَا تَقَدَّمَ أوَّلَ البَابِ
Terjemah :
Yang ke-empat: suatu kaum dari ahli haq (kebenaran) melawan terhadap imam dan menuduh bahwa ia telah terpecat/menentangnya dengan ta’wil yang benar/salah, dan mereka itu memiliki kekuatan dan kekuasaan, sekira imam butuh terhadap pasukan untuk mencegah mereka , maka kaum itu dikatakan AL Bughoh (penentang Imam) sebagaimana yang dikehendaki dalam terjemah/judul barang siapa memberontak terhadap Imam yang ‘adil dengan sebab satu diantara empat macam dengan jelas-jelas membangkang maka orang tersebut wajib diperangi karna adanya keterangan yang sudah dijelaskan diawal bab.
التشريع الجنانى الإسلامى لعبد القادر عودة الجزء الثانى ص:675
يشترط لوجود جريمة البغى الخروج على الإمام والخروج المقصود هو مخالفة الإمام والعمل لخلعه أو الإمتناع عما وجب على الخارجين من حقوق ويستوى أن تكون هذه الحقوق لله اى مقررة لمصلحة الجماعة او للأشخاص اى مقررة لمصلحة الأفراد فيدخل تحتها كل حق تفرضه الشريعة للحاكم على المحكوم وكل حق للحماعة على الأفراد وكل حق للفرد على الفرد فمن امتنع عن أداء الزكات فقد امتنع عن حق وجب عليهم ومن امتنع عن تنفيذ حكم متعلق بحكم الله كحد الزنا أو متعلق بحق الأفراد كالقصاص فقد امتنع عن حق وجب عليه ومن امتنع عن طاعة الإمام فقد امتنع عن الحق الذى وجب عليه وهكذا ولكم من المتفق عليه  أن الإمتناع عن الطاعة فى معصية ليس بغيا وإنما هو واجب على كل مسلم لأن الطاعة لم تفرض إلا فى معروف ولا تجوز فى معصية.
Terjemah :
Disyaratkan wujudnya kejahatan makar adalah membangkang terhadap Imam. Pembangkangan dimaksud yaitu menentang imam dan melakukan yang mengarah kepada pemecatan imam atau menolak hak-hak yang wajib atas para pembangkang. Dan sama hak-hak ini bagi Allah ya’ni yang ditetapkan demi kemaslahatan orang banyak atau perorangan maksudnya ditetapkan demi kemaslahatan perorangan. Termasuk didalam hak-hak ini setiap hak yang diwajibkan syari’at bagi hakim atas orang yang dihukumi, setiap hak bagi golongan atas perorangan dan setiap hak bagi perorangan atas perorangan. Jadi barang siapa mencegah membayar zakat maka berarti dia mencegah hak yang wajib atas mereka dan barang siapa
mencegah menegakkan hukum yang behubungan dengan hukum Allah seperti hukuman zina atau yang berhubungan dengan hak perorangan seperti Qishos maka ia mencegah haq yang wajib atas dia.
Dan barang siapa menolak ta’at kepada imam  maka berarti ia menolak hak yang wajib atas dia  dan seterusnya. Bagi kalian dari hal yang disepakati ulama’bahwa sesungguhnya menolak taat didalam maksiat bukanlah pembangkangan akan tetapi suatu kewajiban atas setiap orang Islam, karena taat itu tidak wajib kecuali dalam kebaikan dan  taat  pada kemaksiatan tidak diperbolehkan.

البيان في فقه الامام الشافعي جز 12 ص 9 ط: دار الكتب العلمية
قال القفال وسواء كان الامام عادلا او جائرا فان الخارج عليهم باغ اذالإمام لاينعزل بالجور وسواء كان الخارج عليه عادلا او جائرا فان خروجه على الامام جور
Terjemah :
Imam Qaffal berkata : baik imam itu adil atau menyeleweng, maka membangkang kepadanya adalah bughat, karena imam tidak bisa terpecat sebab menyeleweng baik pihak pembangkang itu adil atau menyeleweng. Sebab membangkang kepada imam adalah perbuatan makar.
)6(. Sebagai konsekuensi Islam kaffah haruskah dilakukan jihad guna menangkal praktek kemungkaran oleh WNI non-muslim, seperti lokalisasi PSK, penjualan/ konsumsi minuman keras, budidaya hewan babi, arena hiburan yang penuh ma’shiyat, dan lain sebagainya ?
Jawaban:
Sebagai konsekwensi Islam kaffah dalam rangka menangkal praktek kemunkaran wajib dilakukan jihad dalam pengertian  أمر معروف نهى منكر sesuai dengan tahapan-tahapannya, dan harus berupaya untuk tidak menimbulkan kemunkaran yang lebih besar atau fitnah.
المراجع:
أحكام القرأن لإبن العربي ج : 1 ص : 382 ، مانصه :
(وَلْتكُنْ مِنْكُم أمَّةٌ) دَليلٌ عَلى اَنَّ الأمْرَ بِالمَعْرُوفِ وَالنَّهْيَ عَن المُنكَرِ فَرْضٌ
Terjemah :
Firman Allah (artinya) : “Hendaklah diantara kalian terdapat ummat, yang mengajak kebaikan”. Ayat ini sebagai dasar perintah berbuat baik dan mencegah melakukan kemungkaran.
التشريع الجنائ الاسلامى جز 2 ص :677 , ف : الشيخ عبد القادر عودة  , ط : مؤسسة الرسالة
ومع ان العدالة شرط من شروط الامامة الا ان الرأي الراجح في المذاهب الاربعة ومذهب الشيعة الزيدية هو تحريم الخروج على الامام الفاسق الفاجر ولو كان الخروج للامر بالمعروف والنهي عن المنكر لان الخروج على الامام يؤدي عادة الى هو انكر مما فيه وبهذا يمتنع النهي عن المنكر لان منشروطه لايؤدي الانكار الى ماهو انكر من ذلك الى الفتن وسفك الدماء وبث الفساد واضطراب البلاد واضلال العباد وتوهين الامن وهدم النظام
Terjemah :
Sifat adil itu menjadi syarat untuk menjadi imam kecuali pendapat yang unggul, itu menurut empat Madzhab, dan menurut madzhab Syi’ah Zaidiyah. Haram keluar dari imam yang fasiq, lacut itu haram, walaupun adanya kelauar itu untuk perintah kebaikan dan mencegah kemungkaran. Karena keluar dari imam bisa mendatangkan kebiasaan ingkar dari perkara tersebut. Dengan demikian terlarang mencegah kemungkaran. Karena yang disyaratkannya iru tidak akan mendatangkan keinkaran lain yang lebih darinya. Sampai menimbulkan fitnah, pertumpahan darah, meratanya kerusakan, kacaunya negara, menyesatkan masyarakat, merapuhkan keamanan dan merusak tatanan.

full time islam

بغية المسترشدين ، ص : 251، مانصه :
وَلَهُ دَرَجَتَانِ . التَعْرِيفُ ثُمَّ الوَعْظُ بِالكَلامِ اللَّطِيفِ ثُمَّ السَّبُّ وَالتَعْنِيفُ ثمَّ المَنْعُ بِالقَهْرِ ، وَالأوَّلانِ يَعُمَّانِ سَائِرَ المُسْلِمِينَ وَالأخِيرَانِ مَخْصُوصَانِ بِوُلاةِ الأمُورِ اهـ.
Terjemah :
Baginya dua tingkatan, diperingatkan, dinasehati dengan ucapan yang halus, dicaci maki dan kekerasan kemudian dicegah dengan paksa.
Sedangkan dua kewajiban yang pertama berlaku umum untuk semua orang Islam dan yang dua kewajiban yang akhir khusus bagi penguasa.

Sumber.

Waallahualam.

Al-Allamah Muhammad Mutawalli al-Syarawi

sya'rowi sya'rawi Al-Allamah Muhammad Mutawalli al-Syarawi

Sumber.

Saya menulis kisah hidup al-Allamah Muhammad Mutawalli al-Syarawi kerana saya amatlah mengkagumi beliau sebagai salah seorang ulama zaman ini yang begitu memberi kesan kepada jiwa saya. Jadi di sini saya nukilkan sejarah dan kisah hidup ulama kesayangan saya ini untuk tatapan semua. Semoga kita semua dapat mengambil iktibar dari kisah hidup ini.

Perjalanan Hidup Beliau

- Nama penuh beliau ialah Muhammad bin Mutawalli al-Syarawi al-Husaini yang nasab keturunan bapanya sampai kepada Imam Husain bin Ali R.A.

- Dilahirkan pada 15 April 1911 di Kampung Duqdos, Daerah Mit Ghamr, Negeri Daqhiliah, Mesir.

- Sejak kecil lagi di gelar sebagai ‘al-Syeikh al-Amin’.

- Beliau tamat menghafaz al-Quran ketika berusia 11 tahun.

- Pada tahun 1916, beliau telah memasuki Sekolah Rendah Zaqaziq dan berjaya memperolehi Sijil Sekolah Rendah pada tahun 1923 dan kemudiannya memasuki sekolah peringkat menengah.

- Beliau terkenal dengan seorang yang sukakan syair dan kesusasteraan Arab sehingga rakan-rakannya melantik beliau menjadi Ketua Persatuan Pelajar dan Ketua Persatuan Kesusasteraan di daerah Zaqaziq.

- Beliau mengambarkan kampungnya yang begitu indah dengan pemandangan, subur dengan tanaman hijau-hijauan di perlembahan Sungai Nil.

Satu peristiwa yang terpenting dalam hidupnya yang berubah segala-galanya apabila keinginan bapanya untuk meminta beliau melanjutkan pelajaran ke Universiti al-Azhar di Kaherah sedangkan beliau hanya ingin tinggal bersama-sama saudaranya di kampung dan menjadi petani. Menurut beliau, tidak ada bagi seorang kanak-kanak cita-cita atau keinginan tertentu. Tetapi keinginan ayahnya yang inginkan beliau belajar di Kolej al-Azhar apabila beliau telah tamat menghafaz al-Quran. Namun keinginan beliau untuk menjadi petani menjadikannya membuat pelbagai helah agar tidak masuk ke Kolej al-Azhar. Beliau telah memasukkan habuk tanah ke dalam matanya agar menjadi rabun dan ditolak semasa peperiksaan kesihatan. Namun helah ini juga tidak berjaya kerana kolej itu menerima orang buta. Helah kedua ialah gagap dan berbuat lupa ketika ujian hafalan al-Quran. Namun guru tersebut tetap menerimanya sebagai pelajar. Helah ketiga ialah meminta ayahnya membeli kitab-kitab yang besar dan mahal harganya di kedai dengan mengatakan ini adalah silibus kolej. Lalu dibeli oleh ayahnya. Apabila pulang ayahnya berkata: “Wahai Amin (gelaran yang diberikan oleh ayahnya), janganlah kamu menyangka aku lupa bahawa semua buku-buku tersebut bukanlah silibus untuk kamu. Harga buku silibus kamu tidak sampai 37 Qurus sahaja. Tetapi, wahai anakku, semoga Allah memanfaatkan kamu dengan buku-buku ini.”

Inilah peristiwa yang merubah hidupnya untuk mendalami ilmu dan membaca buku-buku yang muktabar. Beliau telah memasuki Kolej Agama Zaqaziq pada tahun 1930an dan mendapat sijil agama pada tahun 1936.

- Pernah dipenjara semasa belajar di Maahad Zaqaziq sebab menggalakkan sambutan memperingati Saad Zaglul seorang ulama al-Azhar yang kuat menentang kerajaan pada ketika itu.

- Beliau telah memasuki Kuliah Bahasa Arab pada tahun 1937 dan beliau aktif dalam persatuan pelajar di Universiti al-Azhar.

- Pada tahun 1941, beliau menjadi graduan dan mendapat syahadah terbaik dari Kuliah Bahasa Arab di Universiti al-Azhar.

- Pada tahun 1943, beliau mendapat Syahadah Alimiah atau kebenaran mengajar dari kerajaan Mesir.

- Pernah menjadi tenaga pengajar di beberapa buah maahad: Maahad Tanta, Maahad Iskandariah dan Maahad Zaqaziq.

Pada tahun 1950, beliau menjadi guru di Kolej al-Anjal di Arab Saudi dan kemudian menjadi pensyarah syariah di Universiti Ummul Qura di Mekkah sehingga tahun 1963. Beliau mengambarkan bahawa kuliah syariah ini terletak berhampiran dengan Masjidil Haram. Ketika mengajar, beliau dapat melihat dengan jelas Kaabah dan ini memberi kesan yang besar terhadap jiwa beliau, jiwa para guru dan pelajar-pelajar di situ. Pada waktu itu, beliau tidak terlepas seditikpun dari mengingati Allah Taala dan rasulNya.

Pada tahun 1963, apabila berlaku krisis antara Jamal Abdul Naser iaitu Presiden Mesir dengan Raja Saud, maka Jamal Abdul Naser melarang beliau untuk ke Arab Saudi dan melantik beliau menjadi Pengarah di Pejabat Syeikh al-Azhar Syeikh Hassan Makmun. Kemudian beliau bertugas di Algeria sebagai Wakil al-Azhar dan menetap di sana selama tujuh tahun. Apabila beliau pulang ke Mesir, beliau dilantik menjadi Pengarah Kementerian Wakaf, Negeri Gharbiyyah kemudian menjadi wakil bahagian Dakwah dan Pemikiran dan kemudian menjadi wakil al-Azhar. Selepas itu, beliau pergi ke Arab Saudi untuk mengajar di Universiti Raja Abdul Aziz.

Pada November 1976, Mamduh Salim menjadi Perdana Menteri Mesir dan melantik beliau menjadi Menteri Wakaf dan Pentadbiran al-Azhar. Beliau menjadi menteri sehingga tahun 1978 selama dua tahun. Beliau memegang jawatan ini bukan kerana kepentingan dunia dan dikenali sebagai seorang menteri yang mudah berinteraksi dan bertanggungjawab. Pintu pejabatnya sentiasa untuk para ulama, kawan-kawan dan pelajar-pelajar untuk berbincang dengannya. Walaupun menjawat jawatan menteri, jawatan tersebut tidak mengubah pendiriannya sedikitpun. Beliau merupakan seorang yang amat pemurah dan menafkahkan gajinya kepada para pelajar dan orang miskin.

Dalam satu temuramah oleh Fatimah al-Sahrawi mengenai kenapa beliau menerima jawatan Menteri Wakaf dan kemudian meninggalkannya. Beliau menjawab: “Saya menerima kerana saya berpendapat saya telah lama meninggalkan Mesir sejak tahun 1950 dan berada di luar negara. Saya tidak mempunyai hubungan dengan pemerintah dan pegawai-pegawainya. Dan apabila saya berdakwah saya dapati diri saya jauh dari mereka. Saya berfikir kenapa mereka meminta saya untuk memegang jawatan tersebut sedangkan saya berjauhan dengan mereka. Ini menandakan bahawa mereka memilih untuk melakukan sesuatu tugas yang mulia. Sekiranya saya tidak menerimanya, maka mereka akan mengatakan saya tamakkan harta kerana saya dibayar gaji di Arab Saudi sebanyak 2000 ribu sebulan sementara menjadi Menteri di Mesir sebanyak 250 Junaih tetapi saya perlu berkorban.”

Dalam satu pertemuan yang lain mengenai isu ini juga, beliau mengatakan syukur kepada Allah Taala kerana jawatan menteri itu bukan sesuatu yang diminta-minta tetapi ditawar kemudian beliau menerimanya.

Pada tahun 1980, beliau dilantik menjadi anggota Majma al-Buhuth al-Islamiah (Badan Penyelidikan Islam) di Universiti al-Azhar. Setelah itu, beliau bergiat dalam aktiviti dakwah dan menyebarkan ilmu dan menolak jawatan yang ditawarkan kepadanya.

Beliau telah dianugerah pingat darjat pertama pada tahun 1976 sebelum dilantik menjadi Menteri Wakaf dan menerima Pingat Kebangsaan pada tahun 1983 dan 1988. Beliau juga mendapat Doktor Kehormat Kesusasteraan dari Universiti Mansurah dan Universiti Manufia. Beliau juga dipilih sebagai pemenang tokoh oleh Negeri Daqaliah pada tahun 1989. Beliau juga pernah mendapat Anugerah Dubai dan Pingat Amir Zaid Ali Nahyan. Duit yang beliau dapat dari pingat itu disedekahkan kepada al-Azhar dan para pelajar di Bu’us Islamiah (Asrama Pelajar al-Azhar).

Beliau juga terkenal sebagai seorang dermawan dan membuat kebajikan. Beliau mendirikan di kampungnya Daqadus Maahad Al-Azhar, Sekolah Tahfiz, Masjid dan Pusat Kesihatan untuk orang Miskin. Royalti buku-buku beliau didermakan untuk kebajikan.

Beliau wafat pada pagi Rabu 22 Safar tahun 1419H bersamaan 17 Jun 1998. Jenazahnya telah dimandikan oleh Syeikh Dr. Omar Hashim dan diimamkan oleh Syeikh Dr. Sayyid al-Tantawi. Sebelum wafat, beliau berwasiat kepada anak-anaknya agar jangan bergaduh kerana harta dan berwasiat agar disiapkan satu juzuk terakhir tafsir al-Quran yang belum disiapkan lagi dengan melihat rakaman yang dirakamkan di TV dan Radio. Malah dua hari sebelum meninggal dunia, beliau berwasiat agar mempersiapkan kuburan untuknya di kampung.

Menurut anaknya Ahmad, bahawa bapanya telah mengkhaskan daripada gajinya kepada beberapa orang penduduk yang tinggal di Kaherah, Tanta dan kampungnya. Malahan wang yang diperolehi dari ceramah-ceramah, royalti buku dan majalah disedekahkan untuk orang ramai. Beliau pernah menafkahkan wang berjuta dolar yang dihadiahkan oleh Raja Dubai untuk aktiviti dakwah.

Mengenai kenapa beliau tidak memakai pakaian rasmi al-Azhar (iaitu berjubah dan serban putih berkopiah merah), beliau menjawab sememangnya beliau menyukai pakaian rasmi al-Azhar namun setelah beliau dituduh ingin merebut jawatan syeikh al-Azhar maka beliau menanggalkan pakaian tersebut untuk selamanya. Hal ini terjadi kerana beliau memberikan ciri-ciri dan syarat-syarat kelayakan untuk menjawat jawatan Syeikh al-Azhar kepada Anwar Sadat iaitu Presiden Mesir ketika itu. Setelah itu orang beranggapan bahawa beliau menginginkan jawatan tersebut. Oleh kerana itu, untuk membuktikan keikhlasannya beliau menanggalkan pakaian yang amat disukainya.

Ahmad Bahjat menyifatkan Syeikh Kabir Muhammad Mutawalli al-Syarawi seorang ahli tafsir semasa yang dapat menafsirkan ayat-ayat al-Quran dengan uslub yang mudah difahami oleh orang umum. Sementara Syeikh Dr. Omar Hashim iaitu bekas Rektor al-Azhar menyifatkannya sebagai seorang mujadid abad ini. Syeikh Dr. Yusuf al-Qaradawi menyifatkan Syeikh Kabir Muhammad Mutawalli al-Syarawi seorang ahli al-Quran. Beliau merupakan seorang yang dikurniakan Allah Taala kefahaman al-Quran dan rahsia-rahsianya serta pandangan-pandangannya mempunyai kesan kepada masyarakat umum sama ada golongan terpelajar mahupun tidak. Tidak semua orang yang membaca al-Quran dapat menyelami makna-makna kecuali diberikan Allah kefahaman tersebut. Beliau adalah orang yang diberikan Allah Taala kurniaan tersebut.

Menurut Syeikh Dr. Yusuf al-Qaradawi lagi, keseluruhan hidupnya adalah untuk berkhidmat kepada agama Islam dan menyebarkan ilmu dan kematian ulama merupakan satu kehilangan besar dan musibah kepada umat kerana apabila Allah Taala menarik ilmu adalah dengan kematian ulama. Apatah lagi dalam masa terdekat beberapa ulama lainpun telah meninggal dunia sebelumnya seperti Syeikh Muhammad al-Ghazali, Syeikh Khalid Muhammad Khalid, Syeikh Jad al-Haq Ali Jad al-Haq (Syeikh al-azhar), Syeikh Abdullah bin Zayd Ali Mahmud, Syeikh Abdul Fatah Abu Ghadah. Menurutnya lagi, sememang ada yang bersepakat dengan beliau dan ada yang berbeza pendapat dengannya seperti pandangannya mengenai pemindahan organ. Beliau tidak bersetuju pemindahan organ. Beliau juga tidak bersetuju untuk mengambil pendekatan menentang kerajaan dan mengambil pendekatan tadaruj (beransur-ansur) sedangkan ada sesetengah golongan inginkan pendekatan kekuatan dan menentang pemerintah. Perkara ini sudah tentu berbeza dengan beliau. Namun kesemuanya bersetuju atas sumbangan dan khidmatnya dalam khidmat kepada agama Islam keseluruhannya, meninggikan kalimatnya dan berdakwah kepada masyarakat dengan bahasa yang mudah dan semasa. Syeikh Dr. Yusuf al-Qaradawi menyebutkan lagi, beliau merupakan gurunya dalam subjek Balaghah semasa beliau menuntut di Kolej Al-Azhar Tanta. Menurutnya lagi, pada tahun 1417H, apabila beliau dianugerah Pingat Antarabangsa Syahsiyat Islam Dubai, saya telah diminta oleh pihak penganjur untuk menghadiri bagi menghormati beliau. Saya telah hadir dan apabila beliau mengetahui kehadiran saya beliau merasa sungguh seronok dan bergembira. Saya menghadiri majlis tersebut sebagai tanda menghormatinya dan sepatutnya kita sebagai seorang muslimin juga menghormati para ulama kita seperti Syeikh Kabir Muhammad Mutawalli al-Syarawi dan Syeikh Muhammad al-Ghazali.

Syeikh Kabir Muhammad Mutawalli al-Syarawi telah berkahwin dalam usianya yang masih muda atas permintaan bapanya yang inginkan beliau berkahwin awal dan isterinya adalah pilihan keluarga. Mereka dikurniakan 5 orang anak. Mengenai pendidikan anak-anak, beliau menyebut bahawa perkara yang penting ialah memberi contoh teladan dan sekiranya kita menunjukkan akhlak yang mulia sudah tentu mereka akan mengikutinya. Adalah menjadi kewajipan kita mendidik mereka dengan akhlak dan perangai yang mulia dan memelihara telinga dari mendengar perkara yang buruk, memelihara matanya dari melihat yang mungkar. Kita hendaklah mendidik anak-anak dengan pendidikan Islam dalam menunaikan amalan dan kewajipan agama, tekun dalam membuat kerja dan menunaikan solat pada waktunya.

Ibadat Beliau

Syeikh Dr. Omar Hashim menyebutkan bahawa beliau seorang yang banyak beribadat dan bersolat. Beliau menjadikan rumahnya sebagai masjid apabila beliau dalam keadaan uzur dan tidak mampu untuk pergi ke masjid untuk solat berjamaah. Syeikh Dr. Omar Hashim berkata: “Pada suatu hari saya pergi ke rumahnya dan beliau masih lagi bersolat sedangkan jamaah lain telah habis menunaikan solat Isyak, solat sunat badiah dan witir. Sedangkan beliau terus menunaikan solat-solat sunat”.

Beliau menyebutkan bahawa beliau mempelajari dari ayahnya dua perkara :

i. Pertama bahawa ayahnya pernah menyebutkan kepada beliau: “Jagalah dan peliharalah tawaduk kerana rahsia-rahsia ilmu tidak akan diperolehi oleh orang-orang yang sombong.”
ii. Ayahnya pernah mengatakan: “ Ikatkanlah diri kamu dengan Allah selalu dan tidak takut selain Allah.”

Kedua-dua aspek ini jelas dipratikkan oleh beliau sebagai seorang yang tawaduk dengan ilmunya dan sentiasa beribadat dan berzikir mengingati Allah.

Hikmah Anugerah Allah Taala Kepada Beliau

- Ilmu pengetahuan yang luas dan tinggi.

- Ingatan yang kuat.

- Keperibadian yang sempurna.

- Beliau menjawat jawatan Menteri Wakaf selama 2 tahun. Namun jawatan tersebut sedikitpun tidak mengubah pendirian beliau.

- Seorang doktor pernah berkata: “Aku bimbang apabila kamu menjawat jawatan ini ianya akan menyibukkan kamu dengan banyak perkara”. Lalu beliau berkata: “Bertenang, sesungguhnya kesibukan tidak dapat menewaskan aku.”

- Beliau adalah seorang yang cukup pemurah – menafkahkan hartanya kepada pelajar.

- Beliau sangat mencintai keluarga Rasulallah S.A.W.

- Beliau gemar tinggal berhampiran dengan Masjid Hussien.

- Beliau sentiasa menziarahi makan Saidatina Nafisah.

- Beliau sentiasa menghadiri majlis sambutan maulidur rasul yang berlansung di perkarangan Masjid Hussien.

Antara Buku-Buku Karangan Beliau:

01. Tafsir al-Syarawi.
02. al-Isra Wa al-Miraj.
03. al-Islam Wa al-Fikr al-Muasir.
04. al-Islam Wa al-Marah.
05. al-Tariq Ila Allah.
06. al-Fatawa.
07. Mujizat al-Quran.
08. Min Fayd al-Rahman.
09. al-Qada Wa Qadar.
10. al-Salat wa Arkan al-Islam.
11. Nazarat Fi al-Quran.
12. Hadha Huwa al-Islam.
13. al-Hayat wa al-Maut.
14. al-Taubat.
15. al-Zalim Wa al-Zalimun.
16. Sirah al-Nabawiyyah.

Dan masih lagi banyak lagi buku-buku beliau yang tidak diletakkan di sini.

Antara Fatwa Beliau:

01. Adakah mayat mendapat manfaat dari sedekah dan mempunyai perasaan terhadap orang hidup dan adab ziarah kubur?

Dalam menjawab persoalan perkara ini, beliau menyebutkan bahawa mayat akan mendapat manfaat dari sedekah-sedekah yang dilakukan kepadanya. Disebutkan oleh Syeikh al-Adawi dalam kitabnya “Masyariq al-Anwar” bahawa telah bersepakat para ulamak bahawa pahala sedekah akan sampai kepada mayat sama ada kubur itu dekat atau jauh. Begitu juga istighfar dan berdoa kepadanya. Berkata Imam al-Qurtubi lagi bahawa ulamak telah bersepakat bahawa pahala sedekah akan sampai kepada si mayat. Begitu juga kata-kata dalam membaca al-Quran dan berdoa dan beristighfar kepadanya. Ini berdasarkan kepada hadith yang menyebutkan bahawa mayat itu sentiasa menanti-nanti doa dari saudaranya atau bersedekah untuknya, sekiranya ia memperolehi perkara tersebut, itu adalah yang terlebih baik dari dunia dan segala isinya. Berkata Imam al-Syarani bahawa dalil sampai pahala tersebut adalah sabda Rasulullah S.A.W. yang menyebutkan apabila kamu melalui kubur hendaklah membaca surah al-Ikhlas sebanyak 11 kali dan kemudian bersedekah kepada ahli kubur tersebut maka mayat-mayat tersebut akan mendapat pahala darinya. Disebutkan juga oleh Imam Ahmad bahawa apabila kamu berada di kubur maka bacalah al-Fatihah dan dua surah mauzatain (surah al-Nas dan surah al-Falaq) dan surah al-Ikhlas dan jadikanlah ia sebagai sedekah kepada ahli kubur kerana ia akan sampai kepada mereka.

Saat Kewafatan Beliau

- Beliau wafat pada pagi Rabu 22 Safar tahun 1419H bersamaan 17 Jun 1998.

- Anak saudaranya Hajjah Suad berkata: “Semasa hampir saat kematian, beliau cuba untuk bangun dan berteriak dengan suara yang jelas sehingga didengari oleh orang yang berada di sekelilingnya.” Katanya: “Selamat datang wahai Hussien, kamu telah datang sendiri berjumpa dengan aku, aku gembira dengan kedatangan Mu.”

- Beliau disemadikan di tempat kelahirannya juga. Saya telah beberapa kali menziarahi makam beliau.

Kewafatannya ditangisi. Lebih sejuta orang datang untuk memberikan penghormatan terakhir dan mengiringi jenazah beliau ke tanah perkuburan. al-Fatihah.

Cacatan:

Hampir majoriti penduduk Mesir yang biasa saya ajukan soalan mengenai al-Allamah Muhammad Mutawalli Syarawi mengatakan bahawa tiada ulama pada zaman kini yang paling mereka sayangi dan sanjungi melainkan beliau. Mereka sanggup bergaduh sekiranya ada orang lain yang mengatakan sesuatu yang buruk kepada beliau. Sehingga sekarang ini masih terdapat banyak kedai-kedai dan rumah-rumah yang menggantung gambar beliau.

Semoga saya juga menjadi seperti beliau. Amin.

buluh.iluvislam.com

Sekian. Wallahualam.

Wednesday, February 23, 2011

Amanat terakhir Al-Allamah Muhammad Mutawalli al-Syarawi (Imam Sya'rawi) kepada Hosni Mubarak sebelum digulingkan.

Imam Sya’rawi memegang bahu Hosni Mubarak dengan penuh selamba tanpa rasa takut dan gentar sedikitpun dengan mengatakan: "Sekiranya kami ini hukuman taqdir kepadamu, semoga Allah membantu kamu agar kamu dapat menghadapinya kelak.."

Tuesday, February 22, 2011

Kongsi Kisah Perjalanan Zahra Charles

Monday, February 21, 2011

Serikandi Mesir - Asmaa Mahfouz

asmaa mahfouz Asmaa Mahfouz- salah seorang yang merancang dan mengerakkan revolusi demontrasi dimesir baru-baru ini,sehingga Husni Mubarak terkeluar.

Facebook, twitter yang menyebarkan demontrasi tersebut, ikuti video.

 

Friday, February 18, 2011

MauludirRasul-Rabiul Awwal 1432#

Those who desire Paradise... ♥

Allahumasoli ala Muhammad

Saturday, February 12, 2011

Pengajian: Adab Menyambut Kelahiran Bayi

bayi jari

  Gambar Hiasan

Klik sini : http://www.scribd.com/doc/8469763/Panduan-Hidup-Untuk-Suami-Isteri-Yang-Soleh

Sumber:Kajian kitab kuning kita kali ini, adalah pembahasan tentang penyambutan bayi yang baru lahir, dengan referensi Kitab “Tuhfatul Habib Ala Syarhil Khatib” dan “Mughnil Muhtaj ila ma’rifati alfadhil Minhaj” pada sub bab Aqiqah.

Bagi bayi yang baru dilahirkan, Sunnah untuk

- Di azani di telinga kanan.

- Di-iqamat-i di telinga kiri.

Efeknya apa? Menurut hadits tersebut, ada jin tertentu yang bernama Ummu Shibyan (US), dia suka mengikuti kelahiran bayi. Nah azan tadi berguna agar gangguan US tadi tidak menimbulkan efek apapun. Selain itu, agar kalimah2 tauhid menjadi ilmu pertama yang didengar oleh bayi. Memang azan memiliki keistimewaan tersendiri, yakni bila dibacakan, akan membuat setan lari. Jadi adzan dan iqamat ini disamping memang rekomendasi (sunnah), namun juga zahir dan batinnya sendiri bermanfaat.
Kemudian sunnah juga:

- Dibacakan Ayat kursi (QS. Al-Baqarah 255)

- Dibacakan Ayat Inna Rabbakumullah (QS. Al-A’raf 54)

إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

- Dibacakan QS Al-Ikhlas (Qulhuwallahu ahad, dst) di telinga kanan [Lihat 14].

- Dibacakan Muawwidzatain (dua audzu), yakni Q.S. Al-Falaq dan An-Nas

- Dibacakan Doa:

لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ، لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ ، وَرَبُّ الْأَرْضِ ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيم

a-ilaaha-illalla-hul adhimul halim. La-ilaaha-illalla-hu rabbul arsyil adhim. La-ilaaha-illalla-hu rabbus samawati warabbul ardli warabul arsyil karim.
- Dilanjutkan doa Nabi Yunus (QS. Al-Anbiya’ 87)

فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيكُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Fanada fidh dululmati alla ilaaha illa Anta, subhaanaka inni kuntu minadh dhalimin.

- Juga Dibacakan Inna Anzalnahu (QS Al-Qadr 1..5)

Dalam kitab Al-Bajuri (Hasyiah Fathul Qorib), Insya Allah telah disebutkan sbb: Dengan dibacakan QS. Al-Qadr ini, bayi tadi Insya Allah tak akan berzina seumur hidupnya.
Rekomendasi bacaan2 di atas bukanlah wajib. Tidak dibaca sama sekali juga tidak berdosa. Hanya saja sayang beribu sayang, sebab kesempatan untuk membacakan itu (konteks disunnahkannya) hanyalah sekali seumur hidup, yakni saat dilahirkannya si bayi. Dan seandainya bayi tersebut mengerti keengganan orang tuanya (padahal sudah tau), bisa dibayangkan betapa menyesalnya dia.
Ada juga tips dari orang tuanya Sayyidah Maryam yg berdoa saat kelahiran beliau (Q.S. Ali-Imran 36), yakni “Ya Allah saya mohon perlindunganMu untuk anak ini (Maryam) dan keturunannya (Nabi Isa AS), dari syaithanir rajim” yakni ayat “Inni Uidzuha bika wa dzurriyyataha minasy sayithanirrajiim” [13] (HR Imam Bukhari).

Demikian diriwayatkan oleh Shahabat Abu Hurairah RA yang kemudian merekomendasikannya “iqrauu in syi’tum”, “Nah kalau kalian pingin, yah bacalah ayat itu”.

Tentu saja, siapa yang tidak pingin, kalau anaknya dilindungi Tuhan dari setan.

Dikisahkan di tafsirnya, bahwa Allah SWT telah berkenan menjaga S. Maryam dan N. Isa dari sentuhan setan saat beliau lahir, berkah didoai dengan doa tersebut [3].
Tips yang lain adalah:

- Memberikan harum-haruman (za’faron, parfum bayi, dll) di atas kepalanya.

- Beraqiqah (memotong kambing) pada hari ke-7 (misal lahir Senin, hari ke-7 adalah Ahad) [5]. Daging disedekahkan dalam keadaan matang dan sebagiannya boleh dimakan sendiri. Diusahakan agar tulang belulang kambing tidak sampai pecah, sehingga pemotongan diusakan agar tepat di persendiannya. Hal ini dengan harapan agar kondisi fisik si bayi nantinya kuat. Bumbu masakannya lebih dimaniskan, dengan harapan akhlaknya nantipun juga manis, disamping memang kesukaan Rasulullah adalah masakan manis dan madu [7].

- Urutannya adalah aqiqah, kemudian cukur rambut, dan dinamai [6]. Boleh saja dinamai pada hari pertama, bila tidak berniat aqiqah [8].

- Saat itulah nama diberikan, dan diusahakan sebagus mungkin. Rasulullah SAW bersabda, “nanti pada saat qiamat, kalian akan dipanggil sesuai nama kalian dan bapak kalian, karena itu baguskanlah namamu” [9].

- Pencukuran rambut dilakukan setelah pemotongan kambing, sebagaimana pada haji, tahallul dilakukan setelah qurban [10]. Rambut tadi dikumpulkan, ditimbang, dan beratnya dikonversikan ke emas atau perak [11]. Rasulullah SAW memerintahkan Sayyidah Fathimah untuk menimbang rambut Sayyidina Husein dan bershadaqah emas seberat rambut itu dan memberikan hadiah khusus (paha/kaki kambing) ke bidan yang menolong kelahirannya [12].

- Tahnik. Para shahabat punya kebiasaan, bila bayinya telah lahir, mereka langsung membawanya ke hadapan Rasulullah SAW. Selanjutnya beliau menyuruh untuk mengambil kurma, kemudian mengunyahnya, hingga halus, lalu mengambilnya sedikit (dari dalam mulut beliau), dan menyuapkannya ke mulut bayi, dengan cara menyentuhkannya di langit-langit mulut bayi yang akan “automatis” menghisapnya. Di sini akan masuk 2 hal, yakni glukosa (karbohidrat) untuk kekuatan fisik dan ludah Rasulullah SAW yang membawa berkah. Sunnah ini dilanjutkan oleh ummat Islam, dengan mentahnikkan bayinya kepada para ulama, dengan sabda Nabi “Al-Ulamau waratsatul Ambiya’”, ulama itu pewaris para Nabi. Bila tak ditemui ulama (kaum shalihin) laki-laki, maka perempuan pun tidak ada masalah [15].

- Ucapan Selamat [16]. Kita berikan ucapan selamat untuk keluarga yang baru melahirkan ini, ucapan standarnya :

Barakallahu laka fil mauhubi laka wasyakartal wahiba wabalagha asyaddahu waruziqat birrahu[16a].

Mudah2an Allah melimpahkan berkah, dan Anda makin mensyukuri Dzat Pemberinya. Semoga si anak ini mencapai kedewasaannya dan dikaruniai kebaikan.

Dan yang diberi ucapan selamat, menjawabnya, jawaban standardnya adalah : Barakallahu laka wabaraka alaika “atau” ajzalallahu tsawabaka [16b].

wanita-solehah

Gambar Hiasan

Semoga kalian juga diberkahi Allah. atau Semoga Allah memberimu balasan pahala yang besar.
Mudah2an uraian ini bermanfaat.
Hiroshima, 11 Juli 2005

Wassalam -Agus-
================================

[1] http://feqh.al-islam.com/

[2] http://feqh.al-islam.com/

[3] http://hadith.al-islam.com/

‏حدثني ‏ ‏عبد الله بن محمد ‏ ‏حدثنا ‏ ‏عبد الرزاق ‏ ‏أخبرنا ‏ ‏معمر ‏ ‏عن ‏ ‏الزهري ‏ ‏عن ‏ ‏سعيد بن المسيب ‏ ‏عن ‏ ‏أبي هريرة ‏ ‏رضي الله عنه ‏

‏أن النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏قال ‏ ‏ما من مولود يولد إلا والشيطان يمسه حين يولد فيستهل صارخا من مس الشيطان إياه إلا ‏ ‏مريم ‏ ‏وابنها ثم يقول ‏ ‏أبو هريرة ‏ ‏واقرءوا إن شئتم ‏‏وإني أعيذها بك وذريتها من الشيطان الرجيم ‏

[4] وَسِنُّهَا وَسَلَامَتُهَا ، وَالْأَكْلُ وَالتَّصَدُّقُ كَالْأُضْحِيَّةِ ، وَيُسَنُّ طَبْخُهَا ، وَلَا يُكْسَرُ عَظْمٌ

[5] يُسَنُّ ( أَنْ تُذْبَحَ ) الْعَقِيقَةُ ( يَوْمَ سَابِعِ وِلَادَتِهِ ) أَيْ الْمَوْلُودِ وَيُحْسَبُ يَوْمُ الْوِلَادَةِ مِنْ السَّبْعَةِ

[6] وَالْأَصْلُ فِي اسْتِحْبَابِهَا أَخْبَارٌ كَخَبَرِ { الْغُلَامُ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى } وَكَخَبَرِ { أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِتَسْمِيَةِ الْمَوْلُودِ يَوْمَ سَابِعِهِ وَوَضْعِ الْأَذَى عَنْهُ وَالْعَقِّ } رَوَاهُمَا التِّرْمِذِيُّ

[7] وَتُطْبَخُ بِحَلْوَى تَفَاؤُلًا بِحَلَاوَةِ أَخْلَاقِ الْمَوْلُودِ وَفِي الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ { أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُحِبُّ الْحَلْوَاءَ وَالْعَسَلَ } . تَنْبِيهٌ

[8] يُسَنُّ أَنْ ( يُسَمَّى فِيهِ ) أَيْ السَّابِعِ كَمَا فِي الْحَدِيثِ الْمَارِّ أَوَّلَ الْفَصْلِ ، وَلَا بَأْسَ بِتَسْمِيَتِهِ قَبْلَهُ ، وَذَكَرَ الْمُصَنِّفُ فِي أَذْكَارِهِ أَنَّ السُّنَّةَ تَسْمِيَتُهُ يَوْمَ السَّابِعِ أَوْ يَوْمَ الْوِلَادَةِ ، وَاسْتَدَلَّ لِكُلٍّ مِنْهُمَا بِأَخْبَارٍ صَحِيحَةٍ ، وَحَمَلَ الْبُخَارِيُّ أَخْبَارَ يَوْمِ الْوِلَادَةِ عَلَى مَنْ لَمْ يُرِدْ الْعَقَّ ، وَأَخْبَارَ يَوْمِ السَّابِعِ عَلَى مَنْ أَرَادَهُ قَالَ ابْنُ حَجَرٍ شَارِحُهُ وَهُوَ جَمْعٌ لَطِيفٌ لَمْ أَرَهُ لِغَيْرِهِ

[9] إنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَحَسِّنُوا أَسْمَاءَكُمْ

[10] يُسَنُّ فِي سَابِعِ وِلَادَةِ الْمَوْلُودِ أَنْ ( يُحْلَقَ رَأْسُهُ ) كُلُّهَا لِمَا مَرَّ ، وَيَكُونُ ذَلِكَ ( بَعْدَ ذَبْحِهَا ) أَيْ الْعَقِيقَةِ كَمَا فِي الْحَاجِّ

[11] أَنْ ( يُتَصَدَّقَ بِزِنَتِهِ ) أَيْ الشَّعْرِ ( ذَهَبًا أَوْ فِضَّةً ) وَفِي الْمَجْمُوعِ

[12] أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ فَاطِمَةَ فَقَالَ زِنِي شَعْرَ الْحُسَيْنِ وَتَصَدَّقِي بِوَزْنِهِ فِضَّةً وَأَعْطِي الْقَابِلَةَ رِجْلَ الْعَقِيقَةِ

[13] وَأَنْ يَقُولَ فِي أُذُنِهِ – أَيْ الْيُمْنَى – : إنِّي أُعِيذُهَا بِك وَذُرِّيَّتَهَا مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

[14] وَفِي مُسْنَدِ ابْنِ رَزِينٍ { أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي أُذُنِ مَوْلُودٍ أَيْ أُذُنِهِ الْيُمْنَى سُورَةَ الْإِخْلَاصِ }

[15] أَنْ ( يُحَنَّكَ ) الْمَوْلُودُ ( بِتَمْرٍ ) سَوَاءٌ أَكَانَ ذَكَرًا أَمْ أُنْثَى ، وَإِنْ خَصَّهُ الْبُلْقِينِيُّ بِالذِّكْرِ فَيُمْضَغُ وَيُدَلَّكُ بِهِ حَنَكُهُ ، وَيَفْتَحُ فَاهُ حَتَّى يَنْزِلَ إلَى جَوْفِهِ مِنْهُ شَيْءٌ ، فَإِنْ لَمْ يَكُنْ تَمْرٌ فَيُحَنِّكُهُ بِحُلْوٍ { لِأَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى بِابْنِ أَبِي طَلْحَةَ حِينَ وُلِدَ وَتَمَرَاتٍ فَلَاكَهُنَّ ثُمَّ فَغَرَ فَاهُ ثُمَّ مَجَّهُ فِي فِيهِ فَجَعَلَ يَتَلَمَّظُ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : حُبُّ الْأَنْصَارِ التَّمْرَ وَسَمَّاهُ عَبْدَ اللَّهِ } رَوَاهُ مُسْلِمٌ

[16] وَأَنْ يُهَنَّأَ الْوَالِدُ بِأَنْ يُقَالَ لَهُ بَارَكَ اللَّهُ لَك فِي الْمَوْهُوبِ لَك وَشَكَرْت الْوَاهِبَ وَبَلَغَ أَشَدَّهُ وَرُزِقَتْ بِرَّهُ ، وَأَنْ يَرُدَّ هُوَ عَلَى الْمُهَنِّئِ ، فَيَقُولَ بَارَكَ اللَّهُ لَك وَبَارَكَ عَلَيْك أَوْ أَجْزَلَ اللَّهُ ثَوَابَك أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ

[16a] بَارَكَ اللَّهُ لَك فِي الْمَوْهُوبِ لَك وَشَكَرْت الْوَاهِبَ وَبَلَغَ أَشَدَّهُ وَرُزِقَتْ بِرَّهُ

[16b] بَارَكَ اللَّهُ لَك وَبَارَكَ عَلَيْك أَوْ أَجْزَلَ اللَّهُ ثَوَابَك أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ

Saturday, February 5, 2011

Pertanyaan Besar Para Sahabat

perhimpunan besar mesir

Gambar Hiasan

Wahai Rasulullah, terangkanlah padaku amal yang memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka.

Meskipun Rasulullah Saw. menilai bahwa pertanyaan Mu’adz tentang amal yang mengantarkan ke surga dan menjauhkan dari neraka adalah pertanyaan besar, namun bukan berarti bahwa hal itu sulit (apalagi mustahil) dijawab.

عَنْ مُعاذٍ – رضي الله عنه – قال : قُلتُ : يا رَسولَ الله أَخبِرني بِعَمَلٍ يُدخِلُني الجَنَّةَ ويُباعِدُني مِنَ النَّارِ ، قال : (( لقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظيمٍ وإنَّهُ لَيَسيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ الله عليه : تَعْبُدُ الله لا تُشْرِكُ بهِ شيئاً ، وتُقيمُ الصَّلاةَ ، وتُؤتِي الزَّكاةَ ، وتَصُومُ رَمضَانَ ، وتَحُجُّ البَيتَ )) . ثمَّ قالَ : (( ألا أَدُلُّكَ على أبوابِ الخير ؟ الصَّومُ جُنَّةٌ ، والصَّدقَةُ تُطْفِئُ الخَطيئَةَ كَما يُطفئُ الماءُ النارَ ، وصَلاةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوفِ اللَّيلِ ، ثمَّ تلا : { تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ } حتَّى بَلَغَ : { يَعْمَلُوْنَ }…. رواهُ الترمذيُّ ، وقال : حَديثٌ حَسنٌ صَحيحٌ .

Dari Mu’adz bin Jabal (semoga Allah meridhoinya) berkata, “Aku berkata kepada Rasulullah Saw., ‘Wahai Rasulullah, terangkanlah padaku amal yang memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka.’ Rasulullah menjawab, ‘Sungguh engkau bertanya tentang sesuatu yang besar. Dan hal itu mudah bagi orang yang Allah mudahkan: engkau beribadah kepada Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan haji ke baitullah.’ Kemudian Rasulullah Saw. mengatakan, ‘Inginkah engkau aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai/tameng, sedekah menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seseorang di tengah malam (seraya beliau membacakan ayat ‘Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang Kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.’ (Q.S. As-Sajdah [32]: 16-17)).’” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan dia menyatakan hadits ini hasan)

Rasulullah Saw. mengatakan, “Sungguh engkau bertanya tentang sesuatu yang besar. Dan hal itu mudah bagi orang yang Allah beri kemudahan.”
Karena kita juga ingin dimasukkan ke surga dan dijauhkan dari neraka, mari kita ikuti jawaban Rasulullah Saw. Rasul memulai jawabannya dengan menyebut lima hal, yakni “Engkau beribadah kepada Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan haji ke baitullah.” Mudah bukan? Kelima hal yang disebutkan Rasulullah Saw. tersebut adalah yang biasa kita sebut sebagai rukun Islam, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut. “Islam dibangun di atas lima hal: pengesaan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, puasa Ramadhan, dan haji.” (Riwayat Muslim)

Jawaban Rasulullah Saw. tersebut menegaskan banyak hal, antara lain

pertama, tentang prioritas amal.

Bahwa amal yang memiliki nilai keutamaan adalah melaksanakan ibadah wajib sebelum melaksanakan yang sunah (nafilah). Melaksanakan yang Allah Swt. wajibkan merupakan hal yang paling dicintai-Nya dari seorang hamba. Itulah yang harus dilakukan manakala seorang hamba ingin mendekatkan dan mendapatkan kecintaan Tuhannya. Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan, “Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai selain dari apa yang Kuwajibkan kepadanya.” (H.R. Al-Bukhari).

Dengan demikian, kita tidak lebih fokus dan bersemangat melakukan ibadah-ibadah sunnah dengan mengabaikan yang wajib.

Kedua, tauhid (mengesakan Allah Swt.)

dan menjauhi syirik (menyekutukan Allah) adalah syarat mutlak seorang mukmin layak masuk ke surga. Tauhid merupakan jaminan keselamatan dan keamanan manusia di dunia dan akhirat.

Allah Swt. berfirman, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. Al-An’aam [6]: 82).

Terkait ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menulis, “Orang-orang yang memurnikan ibadah kepada Allah semata tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, mereka itulah orang-orang yang aman (selamat) pada hari kiamat dan mendapatkan petunjuk di dunia dan akhirat.”

Syirik menghancurkan segala amal yang dilakukan oleh seorang mukmin. Allah Swt. berfirman, “… Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. Al-An’aam [6]: 88).

Karenanya, pelaku syirik diharamkan masuk surga oleh Allah Swt. “… Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang pun penolong.” (Q.S. Al-Maidah [5]: 72)

Sebaliknya, tauhid adalah jaminan selamat dari api neraka. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas neraka orang yang mengucapkan tiada Tuhan selain Allah dengan tujuan untuk mendapat ridho Allah.” (H.R. Al-Bukhari).

Dalam hadits lain disebutkan, “Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau jika datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menjumpai-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan Aku dengan apa pun, maka niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi.” (H.R. At-Tirmidzi).

Meskipun redaksi hadits ini hanya menyebutkan “beribadah kepada Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun” yang berarti pengakuan tiada Tuhan selain Allah, namun di dalamnya telah terkandung pengakuan (syahadat) bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah (muhammadun rasuulullaah).

Hal ini dikarenakan ibadah kepada Allah tidak mungkin dilaksanakan dengan baik dan benar kecuali dengan jalan tashdiq (membenarkan) segala yang dibawa oleh Rasulullah Saw.

Ketiga, tentu saja kalimat laa ilaaa illallah yang diucapkan harus “bergigi”.

Dengan kata lain, pengakuan bertauhid itu harus diiringi dan dibuktikan dengan amal dan inilah yang penulis maksud dengan giginya amal tersebut. Wahab bin Munabbih, seorang ulama dari kalangan tabiin, ditanya, “Bukankah kalimat laa ilaaha illallah itu kunci surga?” Beliau menjawab, “Benar. Akan tetapi tidak ada kunci yang tidak bergerigi. Jika Anda membawa kunci yang bergerigi maka Anda akan dapat membuka pintu. Jika tidak, maka Anda tidak akan dapat membukanya.”

Karenanya, Rasulullah Saw. kemudian menyebutkan hal-hal yang merupakan “gerigi” bagi “kunci” kalimat laa ilaaha illallaah: shalat (lima waktu), shaum di bulan Ramadhan, zakat, dan haji. Dengan demikian, kita semakin yakin bahwa pengakuan tauhid memerlukan tindak lanjut berupa amal-amal yang diperintahkan oleh Allah Swt.

Kita juga semakin yakin bahwa amal, seindah apa pun dalam pandangan manusia, akan mejadi sia-sia di mata Allah jika tidak dilandasi keimanan (tauhid) atau disertai kemusyrikan.

Jika shalat lima waktu, shaum Ramadhan, zakat, serta haji disebut sebagai rukun Islam dan Rasulullah Saw. menyebutnya sebagai persyaratan untuk masuk surga, maka kita memahaminya begini: dua kalimat syahadat adalah asas bagi rukun-rukun Islam dan sekaligus asas bagi Islam itu sendiri secara keseluruhan.

Shalat adalah asas bagi amal-amal ibadah. Allah Swt. telah menyariatkan doa, dzikir, membaca Al-Quran, tasbih, istighfar, dan sebagainya. Semuanya itu terangkum dalam shalat. Maka seluruh amal-amal itu tidak bernilai bagi yang melakukannya jika tidak menegakkan shalat yang lima waktu.

Zakat adalah asas dalam soal perlakuan terhadap harta. Prinsipnya, harta adalah milik Allah yang dititipkan-Nya kepada manusia. Oleh karena itu, manusia harus mengelolannya sesuai dengan yang diperintahkan Allah Swt.

Shaum/puasa adalah asas bagi upaya mengendalikan dan mengarahkan hawa nafsu. Allah telah menjadikan kemampuan mengendalikan hawa nafsu sebagai karakter orang yang layak masuk surga. Haji adalah asas bagi perjuangan yang melibatkan seluruh potensi yang dimiliki manusia; baik jiwa, hati, fisik, maupun harta. Rasulullah Saw. mengatakan, “Seutama-utama jihad adalah haji mabrur.”

Sumber.

Salam.. Chat.


ShoutMix chat widget

Followers

As-Syahid Izzuddin Al-Qassam (1871 - 20 Nov 1935)

Nama sebenar beliau adalah Muhammad Izzuddin Abdul Qadir Mustafa Al-Qassam. Lahir di daerah Al-Ladziqiyyah, Syria Selatan. Masuk ke Al-Azhar sekitar tahun 1906 pada usia 14 tahun. Sempat berguru dengan Sheikh Muhammad Abduh dan berteman dengan Sheikh Rasyid Redho. Ketika penjajahan kuffar di Libya pada 1911, beliau turut memobilisasi senjata dan para mujahid untuk turun ke Libya. Setiap operasi jihad yang dipimpin oleh beliau di Palestin membuahkan kejayaan besar yang menakutkan Inggeris yang menjajah Palestin saat itu. Beliau syahid dalam satu pertempuran dahsyat di Kota Jenin, bersama 10 orang mujahid yang digempur dengan ratusan pasukan Inggeris yang menggunakan helikopter. Kini, nama beliau disematkan kepada sayap ketenteraan Hamas iaitu Brigade As-Syahid Izzuddin Al-Qassam yang sering dikenal dengan aksi-aksi pelancaran roket Al-Qassam dan operasi Amaliyyah Al-Istisyhadiyyah. 


My News

islamiconlineuniversity.com

Learn How to give Dawah

Alafasy Quran TV - Syeikh Misyari Rasyid Al-Afasy

Radio Rodja - Menebar Cahaya Sunnah - Kuliah Hadist

Iklan Nuff